REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Iran menyatakan mereka tidak menghentikan produksi rudal setelah perang terakhir dan mengklaim bahwa rudal-rudal mereka berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel sekaligus menghantam sasaran yang dituju.
Juru bicara Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, mengatakan pada Kamis bahwa rudal-rudal Iran telah menghancurkan sasaran-sasaran vital di dalam Israel.
Menurut Kantor Berita Mehr, dikutip Sabtu (20/12/2025), Shekarchi menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidato di Universitas Teknologi Sharif di Tehran.
Dia mengatakan bahwa rudal-rudal Iran, yang diproduksi oleh elite kami, menembus semua sistem pertahanan udara mahal pendudukan dan menghancurkan sasaran vital di Israel.
Shekarchi mengatakan bahwa pertahanan komprehensif terhadap Israel melampaui tindakan militer dan mencakup dimensi keamanan, politik, ekonomi, dan sosial.
Dia berargumen bahwa mengikuti pendekatan ini akan secara tak terelakkan membawa kemenangan, sambil menambahkan bahwa Iran telah berhasil menempuh jalur ini selama lebih dari empat dekade.
Dia mengatakan, “Pendudukan Israel secara terus-menerus dan permanen bersifat musuh terhadap rakyat Iran, pemuda kita, dan negara kita."
Dia menyebut penolakan terhadap kemerdekaan Iran sebagai pendorong utama kebencian tersebut. Dia menambahkan musuh-musuh rakyat bebas di dunia tidak dapat mentoleransi kemerdekaan Iran, dan mereka tidak ingin Iran yang merdeka.
Shekarchi juga mengatakan industri dirgantara Iran telah berhasil mengembangkan dan meluncurkan rudal Fatah, mengklaim bahwa rudal tersebut mampu menembus beberapa sistem pertahanan udara paling canggih di dunia dan menyerang target yang ditentukan di Israel dengan presisi tinggi.
Dia menambahkan, Israel semakin mengalihkan permusuhannya ke apa yang dia sebut sebagai arena lunak dan berbasis pengetahuan dengan argumen bahwa Iran memiliki keahlian, pengalaman, dan kemampuan untuk mengelola perang lunak dan berbasis pengetahuan, serta mengubah ancaman di bidang ini menjadi peluang.
Pada 13 Juni 2015, Israel melakukan serangan udara mendadak dalam operasi yang diberi nama "Rising Lion", menargetkan situs militer dan fasilitas nuklir Iran, termasuk fasilitas pengayaan uranium Natanz.

3 hours ago
5













































