Indonesia Perkuat Ekspor Pertanian Lewat Kemitraan Strategis dengan UEA

6 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Republik Indonesia, Sudaryono, menerima kunjungan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (16/5/2025). Pertemuan ini merupakan bagian dari upaya mempererat kemitraan strategis yang telah lama terjalin antara kedua negara.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas peluang peningkatan ekspor komoditas pertanian Indonesia ke pasar global melalui jaringan logistik dan distribusi UEA. Wamentan menyebut UEA sebagai mitra penting, tidak hanya karena hubungan dagang, tetapi juga karena kedekatan hubungan antarpemimpin negara.

"Hubungan erat yang terjalin sejak era Presiden Jokowi dan kini dilanjutkan oleh Presiden Prabowo Subianto menunjukkan adanya chemistry kuat antara kedua negara," ujar Sudaryono dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (18/5/2025).

Wamentan menekankan pentingnya memperluas skala kerja sama yang telah berjalan, khususnya dalam bidang ekspor, hilirisasi, dan pengolahan produk pertanian. “Kita ingin menjajaki dan melanjutkan investasi yang sudah berjalan, baik dalam pengolahan daging, ekspor komoditas ke Timur Tengah, maupun menjangkau pasar Afrika dan Eropa,” ungkap sosok yang akrab disapa Mas Dar itu.

UEA selama ini menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia di kawasan Teluk, khususnya untuk produk pertanian seperti telur, ayam, buah-buahan, kelapa sawit, hingga cengkeh. "Kita ingin meningkatkan jumlah ekspor langsung ke berbagai belahan dunia, dan salah satu jalur strategisnya adalah melalui Uni Emirat Arab," jelas Sudaryono.

Duta Besar Al Dhaheri menyambut baik inisiatif ini. Ia menyoroti implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) yang telah ditandatangani sejak 2022 dan menunjukkan hasil positif.

“Selama 2023, kami telah melihat buah dari CEPA, termasuk peningkatan signifikan dalam neraca perdagangan. Kami melihat potensi besar untuk menjembatani kepentingan kedua negara,” ujar Al Dhaheri.

UEA juga menyampaikan ketertarikannya untuk terus berinvestasi dalam sektor pengolahan hasil pertanian dan peternakan di Indonesia, serta mendorong pelibatan investor dari kedua negara untuk mewujudkan visi bersama di bidang pangan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan produk pertanian Indonesia–UEA mengalami surplus sekitar 499,89 juta dolar AS pada 2024. Sudaryono menegaskan bahwa Indonesia terbuka terhadap investasi produktif yang dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah, serta memperkuat ketahanan pangan nasional.

Sebagai catatan, sebelumnya Wamentan juga menerima kunjungan Wakil Menteri Pertanian Argentina, Agustin Tejeda Rodriguez, untuk membahas peluang kerja sama di sektor peternakan. Indonesia membuka peluang investasi pada komoditas daging sapi dan sapi hidup dari berbagai negara, selama memenuhi persyaratan teknis dan menawarkan harga yang kompetitif.

Dengan terus terbukanya ruang kerja sama internasional, Sudaryono berharap Indonesia dapat memperkuat peran globalnya sebagai negara agraris yang aktif berkontribusi dalam rantai pasok pangan dunia.

Read Entire Article
Politics | | | |