REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI— India pada Selasa (7/5/2025) mengecam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) karena menolak untuk mengakui hubungan lintas batas dengan serangan teror Pahalgam dan menggambarkan pernyataan OKI mengenai serangan mengerikan tersebut sebagai “tidak masuk akal”.
Kementerian Luar Negeri (MEA) mengatakan bahwa OKI mengeluarkan pernyataan tersebut atas perintah Pakistan.
“Pernyataan OKI, yang dikeluarkan atas perintah Pakistan, tidak masuk akal karena menolak untuk mengakui fakta-fakta dari serangan teroris Pahalgam dan hubungan lintas batasnya,” kata juru bicara MEA, Randhir Jaiswal, dikutip dari NDTV, Rabu (7/5/2025).
“Ini adalah upaya lain dari Pakistan, sebuah negara yang telah lama terlibat dalam terorisme lintas batas, untuk memanipulasi dan menyesatkan kelompok OKI untuk mengeluarkan pernyataan yang mementingkan diri sendiri,” katanya.
“Kami menolak campur tangan OKI dalam masalah-masalah yang bersifat internal India,” imbuh Jaiswal.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di New York pada Senin (5/5/2025) menyatakan keprihatinan yang mendalam atas memburuknya lingkungan keamanan di Asia Selatan.
Pernyataan ini merespons tuduhan tak berdasar India terhadap Republik Islam Pakistan sebagai faktor kunci yang mengobarkan ketegangan di wilayah tersebut.
Dalam sebuah pernyataan bersama, OKI mengatakan bahwa tuduhan-tuduhan semacam itu berisiko memperburuk situasi yang sudah bergejolak.
OKI menegaskan kembali posisi prinsipalnya menentang dan mengutuk terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, yang dilakukan oleh siapa pun dan di mana pun.
Kelompok ini juga menolak semua upaya untuk mengasosiasikan negara, ras, agama, budaya atau kebangsaan dengan terorisme.
Pernyataan tersebut menyoroti sengketa Kashmir yang sedang berlangsung: “Sengketa yang belum terselesaikan masih menjadi isu utama yang mempengaruhi perdamaian dan keamanan di Asia Selatan. Rakyat Jammu dan Kashmir terus ditolak hak mereka yang tidak dapat dicabut untuk menentukan nasib sendiri sebagaimana diabadikan dalam resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang relevan.”
“Kelompok ini memuji tawaran jasa baik yang dibuat oleh Sekretaris Jenderal PBB (Antonio Guterres) dan menyerukan kepada komunitas internasional, termasuk Dewan Keamanan PBB dan negara-negara berpengaruh, untuk mengambil langkah-langkah segera dan kredibel untuk meredakan situasi,” kata pernyataan itu.
India menyalahkan Pakistan, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut memiliki “hubungan lintas batas.” Islamabad membantah dan sebaliknya menawarkan penyelidikan netral dengan pemantauan pihak ketiga.
BACA JUGA: Terungkap Ayat Alquran Ini Sebut Api yang Bakar Israel adalah Tentara Allah SWT?
Kedua negara telah mengambil langkah-langkah diplomatik terhadap satu sama lain, termasuk membatalkan visa untuk warga negara masing-masing dan memanggil pulang beberapa staf diplomatik.
India juga menangguhkan partisipasinya dalam Perjanjian Perairan Indus, sebuah perjanjian penggunaan dan distribusi air tahun 1960 dengan Pakistan.