Warga meggunakan sepeda motor melintas di jalan saat Gunung Marapi erupsi di Padang Panjang, Sumatra Barat, Sabtu (4/1/2024).
REPUBLIKA.CO.ID, Bukittinggi – Gunung Marapi di Sumatra Barat kembali menunjukkan aktivitas tinggi dengan dua kali erupsi dalam rentang waktu kurang dari 10 menit pada Sabtu (17/5/2025. Marapi memuntahkan kolom abu setinggi 1.000 meter dan 700 meter dari puncak.
Letusan disertai suara dentuman keras mengguncang permukiman warga di sekitar kaki gunung. “Dentumannya keras sekali, rumah kami sampai bergoyang. Kami langsung keluar dan melihat kepulan asap pekat dari puncak Marapi,” kata Widia (35), warga Kecamatan Ampek Angkek, Agam.
Kepulan abu pekat terpantau jelas dari Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam sisi timur, dan Kota Bukittinggi.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi Ahmad Rifandi menjelaskan, erupsi pertama terjadi pada pukul 09.47 WIB dengan kolom abu setinggi 1.000 meter di atas puncak (3.891 mdpl), disusul letusan kedua pada pukul 09.54 WIB dengan tinggi 700 meter. Kolom abu berwarna kelabu tebal, mengarah ke timur laut dan utara.
“Erupsi pertama terekam dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan berlangsung sekitar 51 detik. Letusan kedua tercatat dengan amplitudo 7,4 mm dan berdurasi 1 menit 15 detik. Aktivitas masih berlangsung saat laporan disusun,” ujarnya.
Hingga saat ini, status vulkanik Gunung Marapi berada di Level II (Waspada). Otoritas merekomendasikan warga dan pendaki untuk tidak memasuki radius 3 km dari kawah aktif (Kawah Verbeek).
PGA juga mengingatkan risiko sekunder berupa banjir lahar yang bisa terjadi sewaktu-waktu, terutama saat hujan mengguyur area hulu sungai yang berhulu di puncak Marapi.
“Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau menggunakan masker untuk mencegah gangguan pernapasan. Tetap waspada, jangan sebarkan informasi yang belum terverifikasi,” tegas Ahmad Rifandi.
Sejak letusan besar Desember 2023, Marapi tercatat telah mengalami 442 kali letusan dan 6.499 embusan, termasuk 11 kali erupsi sepanjang Mei 2025.
sumber : Antara