RS Indonesia di Gaza. Foto diambil beberapa tahun sebelum genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, Palestina, Oktober 2023.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Genosida Israel di Jalur Gaza terus dilakukan secara terbuka dan disaksikan oleh dunia. Penjajah mengincar fasilitas kesehatan, termasuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara. Rumah sakit yang didanai masyarakat Indonesia ini pun lumpuh hingga berhenti beroperasi.
Direktur RS Indonesia di Gaza, Dr. Marwan Al-Sultan menyerukan agar pemerintah Indonesia mendesak penjajah Israel untuk segera menghentikan agresi dan memberlakukan gencatan senjata. Hal ini disampaikan Marwan Al-Sultan lewat video yang dikirimkan langsung ke Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia pada Senin, 19 Mei 2025.
Marwan Al-Sultan masih bertahan di RS Indonesia bersama relawan lokal MER-C dan sejumlah staf lainnya. Ia juga memohon dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia untuk keselamatan mereka.
"Yang kami butuhkan dari pesan kami adalah membuat tekanan oleh pemerintah anda dan penduduk anda, agar pihak Israel menghentikan serangan," kata Marwan Al-Sultan dalam pesan singkat melalui video yang diterima Republika dari MER-C, Selasa (20/5).
Palestine Chronicle mengutip Al-Jazeera pada Senin (19/5) melaporkan bahwa pasukan Israel menembaki Rumah Sakit Indonesia dan buldoser Israel meruntuhkan tembok utara rumah sakit.
Sumber-sumber medis mengatakan bahwa 55 orang pasien, staf medis, dan warga sipil yang mengungsi masih berada di dalam rumah sakit, terperangkap dalam kondisi kemanusiaan yang memburuk dan tidak dapat bergerak dengan aman karena intensitas penembakan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina telah menyatakan bahwa semua rumah sakit di Gaza utara kini tidak beroperasi, dikutip dari laman Palestine Chronicle, Senin (19/5).
Sebuah video yang diposting oleh Dr. Saad Jameel menunjukkan adegan mengerikan saat seorang pasien dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia, diseret di atas tempat tidur rumah sakit melewati reruntuhan dan di bawah teriknya matahari.