Dermaga Terbatas, GAPASDAP Sebut Akar Macet Nataru di Merak–Bakauheni

7 hours ago 8

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (GAPASDAP) menyebut akar persoalan kemacetan yang terjadi pada masa Nataru dan Lebaran di Merak–Bakauheni adalah keterbatasan infrastruktur pelabuhan, khususnya jumlah dan kualitas dermaga. Ketua Umum DPP GAPASDAP Khoiri Soetomo menyampaikan kondisi tersebut menyebabkan kapal-kapal yang telah memiliki izin operasi tidak dapat dioptimalkan kapasitas muat dan jam operasinya.

"Masalah di Merak–Bakauheni bukan kekurangan kapal. Kapalnya justru sudah terlalu banyak. Yang gagal disiapkan negara adalah dermaga, baik dari sisi jumlah maupun kualitas. Ini fakta lapangan yang tidak bisa lagi dipungkiri," ujar Khoiri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (14/12/2025).

Khoiri menyampaikan pihaknya sering memberikan masukan, rekomendasi teknis, dan peringatan kepada Kementerian Perhubungan maupun Komisi V DPR. Namun hingga saat ini, ucap dia, belum terdapat langkah nyata dalam pembangunan infrastruktur pelabuhan, terutama penambahan dermaga.

Khoiri mengatakan saat ini terdapat sekitar 70 kapal yang terdaftar dan siap beroperasi di lintasan Merak–Bakauheni. Namun, akibat keterbatasan jumlah dermaga, hanya sekitar 28 kapal per hari atau sekitar 30 persen yang dapat beroperasi. 

"Sisanya terpaksa menganggur dan menunggu giliran jadwal sandar," ucap Khoiri. 

Akibat kondisi tersebut, lanjut Khoiri, hari operasi kapal per bulan hanya sekitar 11 hari, jauh dari kondisi ideal. Khoiri menyampaikan situasi ini sangat tidak sehat bagi dunia usaha dan pada akhirnya menggerus kemampuan operator dalam menjaga standar keselamatan dan kualitas layanan.

“Kapal dipaksa off, tetapi biaya tetap berjalan. BBM untuk mesin standby, kru kapal wajib siaga 24 jam, perawatan kapal, hingga risiko kerusakan akibat kapal lama tidak beroperasi tetap harus ditanggung. Ini realitas yang sering tidak dipahami oleh para pembuat kebijakan,” sambung Khoiri.

Khoiri menegaskan, jika jumlah dermaga mencukupi, maka kapal-kapal yang saat ini tidak beroperasi dapat diaktifkan kembali, sehingga kapasitas angkut dapat meningkat hingga sekitar 150 persen dibanding kondisi eksisting, tanpa perlu menambah kapal baru. Selain persoalan kuantitas, Khoiri mengatakan kualitas dermaga yang ada juga memerlukan pembenahan serius. 

"Beberapa dermaga di Pelabuhan Merak membutuhkan penambahan dan penguatan breakwater, karena sering terjadi kegagalan sandar akibat gelombang dan arus," sambung Khoiri. 

Read Entire Article
Politics | | | |