REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan fakta unik soal ChatGPT. Menurut dia, generasi Z dan milenial cenderung memanfaatkan ChatGPT layaknya seorang "penasihat hidup".
Pernyataan ini disampaikan Altman dalam acara AI Ascent yang diselenggarakan oleh perusahaan modal ventura Sequoia Capital. Menurutnya, terdapat perbedaan signifikan dalam cara berbagai generasi berinteraksi dengan kecerdasan buatan ini.
Generasi yang lebih muda, terutama mereka yang berusia 20-an dan 30-an, sering kali menggunakan ChatGPT untuk meminta saran dan pertimbangan dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Sementara itu, generasi yang lebih tua cenderung melihat ChatGPT sebagai pengganti alat pencarian informasi seperti Google.
Lebih lanjut, Altman menyoroti bahwa mahasiswa bahkan mungkin selangkah lebih maju dalam pemanfaatan ChatGPT. Ia mengibaratkan penggunaan ChatGPT oleh mahasiswa sebagai sebuah "sistem operasi". Mereka mengembangkan cara yang kompleks untuk mengintegrasikan ChatGPT dengan berbagai file dan memiliki serangkaian prompt (perintah) yang rumit, baik yang dihafal maupun disimpan.
Altman terkesan dengan kemampuan generasi muda ini dalam memanfaatkan potensi ChatGPT secara mendalam. "Ada hal lain di mana, mereka (generasi muda) sepertinya tidak benar-benar membuat keputusan hidup tanpa bertanya kepada ChatGPT apa yang harus mereka lakukan," ujarnya dikutip dari laman Fortune pada Jumat (16/5/2024).
Laporan yang dirilis oleh OpenAI sebelumnya pada tahun ini memperkuat observasi Altman. Laporan tersebut menunjukkan bahwa kelompok usia dewasa muda di Amerika Serikat, khususnya mereka yang berusia 18 hingga 24 tahun, menjadi pengguna ChatGPT yang paling antusias. Lebih dari sepertiga kelompok usia ini aktif menggunakan ChatGPT untuk berbagai keperluan.
Kemampuan ChatGPT untuk mengingat percakapan sebelumnya menjadi salah satu faktor utama yang memungkinkan generasi muda menggunakannya sebagai "penasihat" yang personal. Altman menjelaskan ChatGPT memiliki konteks penuh mengenai setiap orang dalam kehidupan pengguna dan topik yang telah dibahas sebelumnya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa ChatGPT tidak hanya digunakan untuk mencari informasi faktual, tetapi juga untuk mendapatkan pandangan dan saran terkait berbagai hal, mulai dari hubungan interpersonal hingga masalah bisnis dan bahkan pertanyaan medis. Beberapa laporan bahkan menunjukkan bahwa individu mulai menggunakan ChatGPT sebagai pengganti terapi bicara. Namun, pandangan para ahli di bidang-bidang terkait sangat beragam mengenai keamanan dan etika penggunaan LLM (Large Language Models) seperti ChatGPT untuk nasihat-nasihat penting dalam hidup. Sebuah studi pada November 2023 menekankan perlunya kehati-hatian saat menggunakan ChatGPT untuk informasi terkait keselamatan dan pentingnya verifikasi oleh ahli.
Studi tersebut juga menyoroti pertimbangan etis dan perlindungan yang diperlukan untuk memastikan pengguna memahami batasan ChatGPT dan menerima saran yang tepat. Studi lain bahkan menyebutkan bahwa model bahasa besar seperti ChatGPT memiliki kecenderungan "sosiopatik", yang menimbulkan keraguan terhadap keandalan saran yang diberikan.
Di sisi lain, beberapa penelitian dan eksperimen menunjukkan bahwa penggunaan ChatGPT untuk nasihat umum cenderung tidak berbahaya, bahkan berpotensi membantu dalam beberapa kasus. Namun, OpenAI sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait pertanyaan mengenai keamanan dan keandalan ChatGPT sebagai sumber nasihat.