BNPT: Kelompok teror sesuaikan strategi dengan perkembangan zaman.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan bahwa kelompok teror kini mengadaptasi strategi mereka sesuai dengan perkembangan teknologi digital. Hal ini disampaikan oleh Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Polisi Eddy Hartono, dalam sambutannya pada Dialog Kebangsaan di Surabaya yang berlangsung pada Kamis.
Menurut Eddy Hartono, aktivitas terorisme yang sebelumnya melibatkan propaganda, rekrutmen, dan pendanaan secara tatap muka, kini beralih ke platform digital. Sasaran utama mereka adalah anak-anak di bawah umur yang dijangkau melalui media sosial dan gim daring. Kelompok teroris ini memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mempercepat proses radikalisasi yang kini hanya memakan waktu 3 hingga 5 bulan.
Dalam diskusi tersebut, Eddy mengungkapkan bahwa Detasemen Khusus (Densus) 88 baru-baru ini menangkap lima tersangka dari jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan ISIS. Mereka terbukti melakukan radikalisasi terhadap 110 anak di berbagai provinsi menggunakan media sosial dan gim daring.
Kegiatan Dialog Kebangsaan ini diikuti oleh sekitar 300 peserta secara luring dan lebih dari 1.000 peserta secara daring. Peserta terdiri dari kepala sekolah, guru agama, guru PPKn, guru bimbingan konseling, serta perwakilan satuan pendidikan dari 17 provinsi.
Peran Pendidikan dalam Pencegahan Radikalisme
Kepala BNPT mengapresiasi tingginya partisipasi satuan pendidikan dalam dialog tersebut. Ia menekankan pentingnya peran pendidikan dalam pencegahan intoleransi dan radikalisme di tengah ancaman terorisme global yang terus berubah.
Sekretaris Dinas Pendidikan Jawa Timur, Suhartono, menegaskan komitmen untuk menjadikan satuan pendidikan sebagai ruang aman dan bebas dari kekerasan serta pengaruh paham ekstremis. Ia berharap dialog ini dapat membawa kedamaian dan memperkuat stabilitas dan ketahanan pendidikan di Indonesia.
Dinas Pendidikan Jawa Timur telah membentuk Tim Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan (TPPK) di seluruh satuan pendidikan tingkat SMA, SMK, dan SMP. TPPK bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mencegah perundungan serta potensi kejahatan yang dapat mengarah pada radikalisme.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara

2 hours ago
3














































