REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih mengidentifikasi adanya satu bibit siklon tropis di wilayah Samudra Hindia selatan Jawa Barat, tepatnya pada posisi 12,5 derajat LS dan 108,8 derajat BT. Bibit Siklon Tropis 93S itu dilaporkan memiliki kecepatan angin maksimum di sekitar sistem mencapai 35 knot (±65 km/jam) dengan tekanan udara minimum 998 hPa.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengatakan bibit siklon tropis itu diperkirakan akan mengalami peningkatan intensitas dalam periode 24–72 jam ke depan. Bibit Siklon Tropis 93S juga diprediksi akan bergerak ke arah barat hingga barat daya, semakin menjauhi wilayah Indonesia.
“(Bibit siklon tropis ini) berpotensi berkembang menjadi siklon tropis kategori 1 pada tanggal 21 Desember 2025,” kata dia saat dikonfirmasi Republika, Jumat (18/12/2025).
Menurut Andri, Bibit Siklon Tropis 93S diperkirakan memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di sejumlah wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan. Dampak yang akan terjadi antara lain potensi hujan sedang hingga lebat di Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur, serta potensi angin kencang di wilayah pesisir selatan Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Selain itu, fenomena tersebut juga berpotensi menyebabkan gelombang laut kategori sedang dengan ketinggian 1,25–2,5 meter di Perairan Barat Lampung, Samudra Hindia Barat Lampung, Selat Sunda, Perairan Selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur (NTT), Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan, serta Samudra Hindia Selatan Jawa Timur hingga NTT. Sementara gelombang kategori tinggi dengan ketinggian 2,5–4,0 meter berpotensi terjadi di Perairan Selatan Banten hingga DI Yogyakarta dan Samudra Hindia Selatan Banten hingga DI Yogyakarta.
“Pada periode 48 hingga 72 jam ke depan, Bibit Siklon Tropis 93S masih diprakirakan memberikan dampak tidak langsung berupa potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta,” ujar Andri.
Ia menambahkan, potensi angin kencang juga dapat terjadi di pesisir barat Bengkulu, Lampung, Selat Sunda, Banten, Jakarta, dan Jawa Barat. Untuk kondisi laut, gelombang kategori sedang (1,25–2,5 meter) berpotensi terjadi di Perairan Barat Lampung, Samudra Hindia Barat Lampung, Perairan Selatan Banten hingga Pulau Sumba, Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur hingga NTT, Selat Sunda bagian selatan, serta Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan.
“Sementara itu, gelombang kategori tinggi (2,5–4,0 meter) berpotensi terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah hingga DI Yogyakarta,” kata Andri.
Menurut dia, BMKG akan terus melakukan pemantauan secara intensif terhadap perkembangan bibit siklon tropis dan siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia. Informasi dan peringatan dini resmi, termasuk potensi dampak signifikan, akan disampaikan secara berkala.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan membatasi aktivitas di wilayah pesisir yang terdampak angin kencang dan gelombang tinggi, serta mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor di wilayah rawan. “Masyarakat diharapkan tetap waspada tanpa perlu panik dan selalu merujuk pada informasi resmi yang dikeluarkan oleh BMKG,” ujarnya.

2 hours ago
2














































