Banjir Aceh Hanyutkan Madrasah, Menag Minta Filantropi Bangun Sekolah Sementara

3 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID,PIDIE JAYA -- Bencana banjir hidrometeorologi yang melanda Aceh mengakibatkan sejumlah madrasah hanyut dan roboh. Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar meminta lembaga filantropi seperti Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk membantu pembangunan madrasah sementara agar proses belajar mengajar tetap berjalan.

“Kita menyaksikan madrasah-madrasah yang hanyut paska banjir. Tadi kita saksikan, anak-anak belajar di tenda. Kita berharap ada tempat yang lebih baik untuk mereka,” ujar Nasaruddin dalam keterangan persnya, Jumat (19/12/2025).  

Ia menjelaskan, Kementerian Agama akan membangun kembali madrasah permanen yang terdampak banjir. Namun, pembangunan tersebut baru dapat direalisasikan pada tahun depan. Karena itu, ia berharap dukungan filantropi untuk solusi jangka pendek.

“Semoga teman-teman dari Baznas, Laz, bisa membantu memberikan solusi madrasah sementara. Kami di Kemenag akan membangun kembali madrasah permanen yang itu baru bisa dilaksanakan tahun depan,” katanya usai meninjau tenda pengungsian di Pidie Jaya.

Dalam kunjungan kerjanya ke Aceh, Nasaruddin juga menyempatkan diri menyapa anak-anak MIN 5 Pidie Jaya yang saat ini belajar di tenda pengungsian. Ia memberikan semangat kepada para siswa agar tetap optimistis.

“Tetap semangat ya. Bersabar. Kalau sabar, Allah pasti gantikan apa yang hilang dengan yang lebih baik. Insya Allah kita juga akan bangun madrasah yang jauh lebih baik daripada yang hanyut kemarin,”  katanya. 

MIN 5 Pidie Jaya menjadi salah satu madrasah yang hanyut diterjang banjir. Bahkan, lokasi yang sebelumnya menjadi tempat berdirinya MIN 5 Pidie Jaya dan RA Seunong kini berubah menjadi aliran sungai baru.

Berdasarkan data hingga 18 Desember 2025, tercatat tujuh madrasah hanyut dan tiga madrasah roboh akibat banjir. Selain itu, lebih dari 200 madrasah lainnya dilaporkan mengalami kerusakan ringan hingga berat.

Ketua Baznas Noor Achmad yang mendampingi Menag menyatakan kesediaan lembaganya untuk membangun madrasah sementara.

“Kalau Bapak Menteri izinkan, kami akan bangunkan madrasah sementara. Ini kita fasilitasi untuk anak-anak sampai madrasah permanen yang dibangun Kemenag selesai,” ujar Noor.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh Azhari mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan para keuchik atau kepala desa untuk menyiapkan lahan pengganti bagi madrasah yang hilang.

“Misalnya di Desa Seunong tempat MIN 5 Pidie Jaya ini. Tanah yang semula menjadi tempat berdiri madrasah, sekarang berubah jadi sungai. Artinya harus dicarikan tanah lain lagi,” jelas Azhari.

Untuk sementara, Kemenag Aceh telah bersepakat dengan Keuchik Desa Seunong memanfaatkan meunasah sebagai ruang belajar darurat. “Jadi kita berharap apa yang terjadi hari ini tidak mengganggu anak-anak untuk belajar. Agar besok 10 Januari anak-anak bisa belajar kembali,” katanya.

Adapun daftar madrasah yang hanyut dan roboh di Aceh meliputi RA Seunong, MIN 5 Pidie Jaya, MIS Pasir, RA Al Hijrah Badrul Ulum, MIS Badrul Ulum, MTs Badrul Ulum, dan MAS Badrul Ulum yang hanyut, serta RA Al-Ikhlas, MAS Baitul Hidayah, dan MTsS Wih Tenang Uken yang roboh.

Read Entire Article
Politics | | | |