3 Biang Kerok Penghancur Islam yang Diserang Imam al Ghazali dalam Ihya Ulumiddin

8 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hujjatul Islam atau argumentasi agama Islam, Imam al Ghazali merupakan ulama otoritatif. Meski hidup seribu tahun lalu, namanya masih saja disebut. Tulisannya masih dibaca dan dikutip hingga detik ini.

Selama hidupnya, dia dikenal sebagai ulama yang berani mengkritik kelompok-kelompok yang dianggap menyelewengkan ajaran Islam. Dalam al Munqidz minad Dhalal misalkan, dia bercerita dalam bentuk tulisan, berhadapan dengan kelompok yang selalu mengatakan bahwa pemahaman tertentu tentang esoterisme Islam hanya bisa disampaikan oleh orang khusus seperti golongan mursyid.

Istilah mursyid berarti guru. Biasanya mereka adalah guru atau tokoh utama yang memberikan penjelasan mengenai ilmu dan spiritualisme Islam kepada banyak orang. 

Kemudian al Ghazali bertanya mengapa demikian. Orang-orang tersebut tidak bisa memberikan penjelasan yang komprehensif. Tak sampai di situ, al Ghazali juga meminta si mursyid datang untuk memberikan penjelasan. Namun penjelasan sang mursyid tidak membuat al Ghazali puas.

Ulama asal Thus Persia ini juga mengkritik sejumlah filsuf yang dianggapnya memiliki pemikiran yang menyimpang, yaitu gagasan tentang keabadian alam.

Dalam Tahafut al Falasifah, al Ghazali menyerang pemikiran demikian dengan keras. Bahkan hal tersebut juga dia sampaikan dalam Mi’rajus Salikin. Filsuf yang demikian dinilainya sama saja dengan bersyahadat mengakui keabadian Allah, tapi juga mengakui bahwa ada yang abadi selain Allah. Hal tersebut dinilainya merusak syahadat yang sudah diucapkan dan diyakini.

Dia juga banyak memberikan koreksi dan catatan mengenai kehidupan dalam banyak karyanya. Salah satu yang menjadi buku monumental karangan al Ghazali adalah Ihya Ulumiddin. Mengapa disebut Ihya, ada dua alasan.

PERTAMA, melalui buku super tebal yang terdiri dari beberapa jilid itu, dia menyerang tiga kelompok pendosa yang dianggapnya sebagai biang kerok kehancuran peradaban Islam. Siapa saja mereka? Berikut ini ulasannya.

Pertama adalah penebar fitnah

Penyebar fitnah disebut pemfitnah atau yang membuat fitnah. Fitnah adalah perbuatan menyebarkan berita bohong atau tuduhan tanpa dasar kebenaran untuk menjelekkan atau merusak reputasi orang lain. Dalam Islam, fitnah dianggap dosa besar dan sangat dilarang.

Selain istilah pemfitnah, ada juga istilah lain yang sering digunakan untuk menggambarkan orang yang menyebarkan fitnah, seperti:

Read Entire Article
Politics | | | |