WRI dan HSBC Luncurkan Program Kopi Berkelanjutan

7 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perubahan iklim menjadi ancaman nyata bagi keberlangsungan kopi spesialti, termasuk kopi Gayo yang dikenal dengan aroma dan cita rasa khasnya. Peningkatan suhu dan gangguan pola cuaca tak hanya menurunkan produktivitas dan kualitas hasil panen, tetapi juga mengancam penghidupan para petani kopi.

Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan memperparah kondisi tersebut, menciptakan efek domino yang membahayakan masa depan industri kopi. Merespons tantangan ini, World Resources Institute (WRI) Indonesia bersama HSBC Indonesia meluncurkan proyek Sustainable Gayo Coffee sebagai bentuk komitmen mendorong produksi kopi yang lebih ramah lingkungan sekaligus menjaga warisan budaya lokal.

Proyek ini berfokus pada tiga intervensi utama, yaitu konservasi hutan dan penerapan konsep perhutanan sosial, peningkatan proses pascapanen dan penggunaan energi terbarukan, serta penguatan nilai tambah dan akses pasar bagi petani. WRI berharap inisiatif ini dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing petani sekaligus memperkuat ketahanan mereka terhadap dampak krisis iklim melalui praktik berkelanjutan.

“Perubahan iklim diperkirakan dapat menyebabkan hilangnya hingga 50 persen area produksi kopi pada 2050,” ujar Country Director WRI Indonesia Nirarta Samadhi dalam diskusi bertajuk Dari Ladang ke Cangkir: Peluang Kopi Spesialti di Tengah Perubahan Iklim, Rabu (14/5/2025).

Nirarta menekankan bahwa risiko tersebut sangat mengkhawatirkan, terutama karena kopi merupakan komoditas penting yang melibatkan banyak pihak—dari petani, koperasi, pelaku usaha, hingga konsumen lokal dan global.

“Oleh karena itu, WRI Indonesia bersama HSBC Indonesia berkolaborasi dengan petani Gayo agar mampu beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim dengan menjaga kualitas, memperkuat ketahanan lingkungan, dan memastikan keberlanjutan produksi kopi,” ujarnya.

Ia menambahkan, upaya membangun industri kopi yang tangguh iklim hanya dapat dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor, mulai dari pelaku di tingkat hulu seperti petani dan koperasi, hingga pemerintah, lembaga keuangan, dan organisasi masyarakat sipil.

Diskusi ini digelar bertepatan dengan perhelatan World of Coffee Jakarta 2025, membahas dampak perubahan iklim terhadap kopi spesialti dan inisiatif berbagai aktor dalam rantai nilai untuk membangun industri kopi yang lebih resilien.

Acara ini dihadiri oleh para pelaku utama dalam ekosistem kopi, mulai dari petani, roastery, pelaku industri, hingga pembuat kebijakan. Tujuannya memperkuat kesadaran pemangku kepentingan sekaligus membuka peluang kolaborasi dalam mewujudkan industri kopi yang adaptif terhadap krisis iklim.

“Kami senang dapat terus bekerja sama dengan WRI Indonesia dalam mendukung berbagai upaya mengatasi dampak perubahan iklim, termasuk melalui keterlibatan berbagai elemen masyarakat,” kata President Director HSBC Indonesia, Francois de Maricourt.

Menurutnya, sektor keuangan memainkan peran krusial dalam mendorong proyek-proyek mitigasi berbasis alam, termasuk dengan mengarahkan inisiatif filantropi ke sistem pangan dan pertanian berkelanjutan sebagai bagian dari upaya mencapai target emisi nol bersih (net zero).

“Melalui proyek seperti Sustainable Gayo Coffee, kami mendukung studi dan solusi yang akan menghasilkan kerangka kerja praktik berkelanjutan dalam industri kopi spesialti dari hulu ke hilir,” katanya.

Read Entire Article
Politics | | | |