Perang India VS Pakistan Memang Berhenti, tetapi Kebencian Terhadap Muslim tak Padam

5 hours ago 6

Tentara berjaga di bangunan masjid yang rusak akibat serangan rudal India di dekat Muzaffarabad, ibu kota Kashmir yang dikuasai Pakistan, Rabu (7/5/2025). India melancarkan sejumlah serangan udara ke wilayah Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan. Sejumlah bangunan termasuk dua masjid di Pakistan rusak akibat serangan India. Delapan warga Pakistan meninggal dunia akibat serangan itu. Kementerian Pertahanan India mengatakan serangan tersebut menyerang infrastruktur kelompok bersenjata. Namun Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif, mengatakan kepada Geo bahwa semua target yang menjadi sasaran India adalah fasilitas sipil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pada 12 Mei 2025 lalu, dua hari setelah gencatan senjata diumumkan antara India dan Pakistan, Perdana Menteri India Narendra Modi akhirnya berpidato di hadapan rakyatnya.

Dia menyatakan tentara India telah menghentikan sementara operasi militer dan bahwa Operasi Sindoor, yang diluncurkan setelah pembantaian 22 April di Pahalgam untuk menargetkan "persembunyian teroris", belum berakhir.

"Sekarang, Operasi Sindoor telah menjadi kebijakan kontra-terorisme India. Operasi Sindoor telah menetapkan tolok ukur baru dalam perang kami melawan terorisme, sebuah prinsip baru dan sebuah realitas baru," katanya.

Pidato Modi ini tidak dimaksudkan untuk meyakinkan rakyat India bahwa pemerintah mampu menjamin keselamatan dan keamanan mereka atau mengejar perdamaian dan stabilitas, tetapi lebih merupakan sebuah peringatan bahwa negara ini sekarang berada dalam keadaan perang yang terus-menerus.

Realitas baru ini tidak didatangkan untuk melindungi kepentingan nasional, melainkan untuk menenangkan basis nasionalis pro-Modi, yang bingung dan kecewa dengan gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Dampak negatif dari status militer baru ini terhadap demokrasi India tampaknya merupakan harga yang harus dibayar oleh pemerintah BJP yang berkuasa.

BACA JUGA: Negara Islam yang Ditakuti Israel Ini Peringkat ke-4 Hasil Tes IQ Tertinggi Dunia

Para elite politik secara tidak sengaja menempatkan diri mereka pada posisi yang sulit ketika mereka memutuskan untuk mengeksploitasi serangan Pahalgam secara politis dan mengobarkan semangat untuk berperang.

Sebagai contoh, para korban serangan seperti Himanshi Narwal, yang selamat tetapi kehilangan suaminya, perwira angkatan laut Vinay Narwal, menyerukan perdamaian dan memperingatkan agar tidak menyasar Muslim dan warga Kashmir. Sementara BJP menyerukan balas dendam dan mengadopsi retorika anti-Muslim.

Read Entire Article
Politics | | | |