REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekolah Rakyat (SR) 19 yang terletak di Sonosewu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), beroperasi pada Senin, 14 Juli 2025. Sekolah setara SMA ini merupakan bagian dari inisiatif pemerintah pusat untuk menyediakan pendidikan gratis dan berasrama bagi siswa dari keluarga miskin ekstrem.
Berbeda dari sekolah pada umumnya, Kepala Sekolah Rakyat 19, Agus Ristanto menjelaskan siswa Sekolah Rakyat tidak mendaftar sendiri. Mereka dipilih berdasarkan Data Tunggal Kesejahteraan Nasional (DTSN) dan diverifikasi oleh para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Dari data yang disampaikan, ada 200 siswa dari keluarga miskin ekstrem yang akan belajar sekaligus tinggal berasrama dalam program SR kloter pertama ini.
"Konsep awal SR ini rintisan dari Bapak Presiden, yaitu sekolah yang menampung para siswa dari latar belakang ekonomi miskin bahkan ekstrem, berdasarkan data tunggal kesejahteraan nasional (DTSN). Sistem pendidikannya berasrama dengan kurikulum yang merujuk pada Kemendikbudristek," ujar Agus, Sabtu (12/7/2025). Tak hanya gratis, SR 19 dilengkapi fasilitas lengkap yang mendukung pembelajaran modern dan kehidupan berasrama.
Saat Republika berkunjung ke lokasi, gedung yang digunakan untuk program SR ini merupakan aset milik Kementerian Sosial RI, yaitu Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso yang kini disesuaikan menjadi ruang belajar dan asrama. Lokasinya pun terbilang cukup strategis, hanya 900 meter dari Jalan Wates Km 2.
Fasilitas utamanya meliputi 10 ruang kelas, laboratorium fisika, kimia, biologi, komputer, perpustakaan, ruang UKS, ruang bimbingan konseling (BK). "Untuk perpustakaan sementara bukunya belum lengkap, masih dalam pendistribusian. Tapi akan dikembangkan ke arah digital," kata Agus.
Sementara itu, di luar ruang kelas, tersedia sarana olahraga meliputi lapangan voli, lapangan tenis, badminton indoor, dan futsal. Fasilitas ini juga diproyeksikan mendukung kegiatan ekstrakurikuler siswa.
"Ada lapangan-lapangan bola voli, ada lapangan tenis, ada lapangan badminton juga, sama futsal itu," ungkapnya.
Agus menyampaikan SR 19 didesain sebagai sekolah berasrama penuh. Terdapat lima bangunan asrama yang menampung siswa laki-laki dan perempuan secara terpisah. Ruang tidur dilengkapi tempat tidur bertingkat dan lemari untuk menyimpan perlengkapan pribadi.
Menariknya, siswa tidak hanya diawasi oleh guru dan tenaga pendidikan, tapi juga didampingi oleh wali asuh dan wali asrama yang direkrut secara khusus. "Mereka include dalam pengawasan wali asuh dan wali asrama. Ya perekrutan mereka informasinya by email katanya begitu masuknya. Mereka sebenarnya diusulkan juga oleh Kemensos, yang sebelumnya posisi mereka itu semua itu pendamping PKH di masing-masing Kapanewon," ucapnya.