Media Zionis: Serangan Houthi Paksa Israel ke Perundingan Gencatan Senjata

5 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Media Israel mengakui bahwa perlawanan Houthi Yaman yang berkelanjutan berhasil memberikan tekanan ekonomi. Hal itu juga memberikan pengaruh kawasan yang semakin besar, sehingga memaksa Israel untuk mempertimbangkan kembali perangnya di Gaza.

Saluran 12 Israel telah mengonfirmasi bahwa Yaman menekan Israel untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang di Jalur Gaza. Juga mengamankan pemulangan tawanan Israel. Perkembangan ini terjadi di tengah dukungan Houthi yang tak tergoyahkan bagi Gaza dan penegakan blokade yang terus berlanjut terhadap pendudukan tersebut.

Media itu mendesak pemerintah pendudukan Israel untuk menghentikan operasi militernya di Gaza, dengan peringatan bahwa negara tersebut "membayar harga yang sangat mahal." Saluran tersebut juga menyerukan pembentukan komisi penyelidikan resmi untuk membantu "mencegah terulangnya peristiwa 7 Oktober."

Terkait upaya Yaman untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas "Israel," Channel 12 menyatakan, "Satu rudal Yaman per pekan sudah cukup untuk melihat apa yang terjadi pada Bandara Ben Gurion." Hal tersebut mengakibatkan penerbangan internasional menangguhkan operasionalnya di Israel.

Laporan tersebut mencatat bahwa Air India kembali menunda penerbangan langsung ke Israel. Layanan maskapai itu diperkirakan tidak akan dilanjutkan hingga setidaknya tanggal 19 Juni.

Saluran tersebut menyoroti Yaman sebagai tantangan yang unik dan berat, menggambarkan situasinya sebagai rumit. Media massa Israel menambahkan bahwa Yaman "tidak dapat dikalahkan" karena memiliki ratusan rudal balistik.

Amerika Serikat yang perkasa tidak mengalahkan Yaman Dalam wawancara dengan Channel 12 , jurnalis Yedioth Ahronoth Ronen Bergman mengkritik Amerika Serikat dan "Israel" atas kegagalan mereka mengalahkan Yaman.

Meskipun CENTCOM dan intelijen Israel memiliki kekuatan penuh , katanya, mereka tidak berhasil mengalahkan Yaman—"karena mereka tidak dapat dikalahkan. Mereka hanya puas dengan sedikit dan menimbulkan kerusakan yang signifikan."

Read Entire Article
Politics | | | |