Petani memanen kopi robusta di kebun kopi Desa Cibeureum, Kec. Cilimus, Kuningan, Jawa Barat, Jumat (11/7/2025). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan mencatat produksi Kopi di Kuningan pada 2024 mencapai 775,8 ton dan diproyeksikan akan meningkat di tahun 2025 dengan adanya penambahan luas lahan tanam kopi sekitar 100 hektare.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia masih terus mengupayakan negosiasi lanjutan dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS) agar sejumlah komoditas andalan nasional dapat dikenakan tarif impor sebesar 0 persen. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan meskipun tarif resiprokal sebesar 19 persen telah diumumkan, masih terdapat ruang untuk negosiasi lanjutan, terutama bagi komoditas yang sangat dibutuhkan oleh AS dan tidak dapat diproduksi secara mandiri di negara tersebut.
“Kemarin Bapak Presiden (Prabowo Subianto) menyampaikan bahwa tarif resiprokal kita dari (Presiden AS Donald) Trump sudah diputuskan final sebesar 19 persen. Tapi masih ada ruang negosiasi. Ada beberapa produk komoditas kita yang sangat dibutuhkan oleh AS, tidak bisa diproduksi di sana, dan sangat andal jika diekspor dari Indonesia. Itu kita nego supaya tarifnya bisa 0 persen,” ujar Susiwijono di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Beberapa komoditas yang tengah diajukan untuk mendapatkan perlakuan tarif 0 persen seperti minyak sawit mentah (CPO), kopi, kakao, hingga nikel. Ia menyebut daftar produk yang dinegosiasikan cukup banyak dan memiliki daya saing tinggi, sekaligus menjadi komoditas yang strategis bagi pasar AS.
Proses negosiasi ini masih berlangsung antara tim Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR).
Susiwijono menambahkan, seluruh rincian kesepakatan nantinya akan dituangkan dalam dokumen joint statement untuk kemudian diumumkan ke publik. Dokumen tersebut memuat keseluruhan isi kesepakatan, mulai dari penetapan tarif resiprokal, penyelesaian hambatan nontarif, hingga komitmen perdagangan dan investasi bilateral.
“Nanti secara formal ada di joint statement itu. Ini kita sudah sepakat, dokumen finalnya sudah jadi,” terangnya.
Adapun sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa tarif impor sebesar 19 persen akan dikenakan terhadap produk Indonesia. Namun, kesepakatan tersebut juga mencakup komitmen pembelian energi dari AS senilai 15 miliar dolar AS, produk pertanian senilai 4,5 miliar dolar AS, serta pembelian 50 unit pesawat Boeing oleh Indonesia.
sumber : ANTARA