Kondisi Ekonomi Rusia Lebih Buruk Daripada yang Dikatakan Moskow

5 hours ago 1

loading...

Ekonomi Rusia berada dalam kondisi yang semakin genting akibat pergeseran ke mode perang dan sanksi Barat atas invasi Moskow ke Ukraina. Foto/Dok

JAKARTA - Ekonomi Rusia berada dalam kondisi yang semakin genting akibat pergeseran ke mode perang dan sanksi Barat atas invasi Moskow ke Ukraina . Hal ini terungkap dalam laporan dari Stockholm Institute of Transition Economics (SITE).

Laporan yang disiapkan untuk pertemuan menteri keuangan Uni Eropa, menyebutkan bahwa meskipun masih relatif stabil, ekonomi Rusia hanya tahan terhadap goncangan secara permukaan dan ketidakseimbangan serta kelemahan struktural yang mendasar diklaim semakin tumbuh.

"Stimulus fiskal dari ekonomi mode perang telah menjaga ekonomi tetap bertahan dalam jangka pendek, tetapi ketergantungan pada pembiayaan yang tidak transparan, alokasi sumber daya yang terdistorsi, dan menyusutnya buffer fiskal membuatnya tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Bertentangan dengan narasi Kremlin, waktu tidak berpihak pada Rusia," kata laporan itu.

Baca Juga: Eropa Lepas Aset Beku Rusia Rp55,1 Triliun, Investor Barat Kecipratan

Uni Eropa sejauh ini telah memberlakukan 16 paket sanksi terhadap Rusia sejak perang Ukraina pecah pada Februari 2022, lalu. Sanksi UE menyasar sumber pendapatan utama Moskow, seperti ekspor minyak, gas, dan batubara.

Negara-negara Barat lainnya, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Jepang juga memberlakukan sanksi serupa.

Ingin memperlihatkan bahwa sanksi Barat tidak berdampak, Rusia menyatakan bahwa produk domestik bruto (PDB) mereka tumbuh 4,3% pada tahun 2024 setelah ekspansi 3,6% pada tahun 2023.

Namun Torbjorn Becker, yang mempresentasikan laporan SITE kepada menteri keuangan Uni Eropa, mengatakan bahwa angka PDB Rusia tidak bisa dipercaya karena Moskow kemungkinan besar sangat meremehkan inflasi yang memengaruhi perhitungan PDB riil.

"Rusia mengklaim inflasi adalah 9-10%. Mengapa mereka kemudian memiliki suku bunga kebijakan 21% di bank sentral? Bank sentral mana yang biasanya memiliki suku bunga kebijakan yang pada dasarnya 11,50 poin persentase lebih tinggi daripada tingkat inflasi? Jika ada bank sentral kami yang melakukan hal seperti itu, mereka akan dipecat keesokan harinya," kata Becker kepada wartawan.

"Ini adalah indikasi yang sangat jelas bahwa inflasi mungkin bukan angka yang tepat. Jika Anda meremehkan inflasi, maka Anda akan melebih-lebihkan angka PDB riil," katanya.

Ancaman Lonjakan Defisit Anggaran

Dia juga menunjukkan, kelemahan anggaran Rusia yang disebabkan oleh penurunan pendapatan dari minyak, gas, dan batu bara serta meningkatnya pengeluaran militer. Sejak dimulainya invasi ke Ukraina dan meskipun upaya perang yang masif, Rusia melaporkan defisit anggaran sebesar 2% dari PDB setiap tahun.

Read Entire Article
Politics | | | |