Koki-Koki Andal di Balik Kelezatan Masakan Jamaah Haji Indonesia

5 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi

DELAPAN tahun sudah Syahrul bekerja di Arab Saudi. Selama masa itu pula, ia selalu mengabdikan diri sebagai koki di setiap musim haji. 

Ia bertugas untuk mengolah bumbu, memasak, hingga menyicipi menu masakan yang akan diberikan ke jamaah.  Setiap masakan harus dicicip benar-benar agar rasanya pas, dan jamaah haji puas. 

"Saya ingin bermanfaat bagi jamaah haji Indonesia," ujar Syahrul menjawab pertanyaan Republika yang tergabung dalam Media Centre Haji (MCH), Rabu (14/5/2025).

Pria asal Nusa Tenggara Barat ini menjadi juru masak di  Raghaeb, sebuah katering dan usaha restoran di Makkah. Raghaeb menjadi satu dari 55 katering yang bertanggung jawab terhadap konsumsi jamaah haji selama di Kota Suci ini. 

Kecintaan Syahrul terhadap masak-memasak tak terlepas dari peran sang Ayah yang merupakan juru masak di kampung halamannya. Pada 2017, ia berangkat ke Saudi untuk bekerja di restoran Arab.  Sebelum ke Saudi, ia pernah bekerja di sebuah hotel di Mandalika, NTB, pada 2011. 

"Ditanya bisa masak Indonesia, 'saya bisa', pada 2017 pun saya langsung ditugaskan untuk terlibat di penyediaan konsumsi (haji)," ujarnya.  

Tentunya, ia tak memungkiri ada sejumlah tantangan bekerja sebagai koki. Misal, jika ada jadwal kedatangan jamaah yang berubah. Padahal ia dan teman-teman sudah bekerja di dapur. Tim akhirnya harus menyesuaikan. 

Pun soal bumbu yang harus diracik dengan tepat. Meski demikian hal tersebut tidak pernah menyurutkan langkahnya dalam memberikan kebaikan bagi jamaah.   

"Sehari bisa enam menu kita olah," ujar pria yang sudah memiliki tiga orang anak itu.

Dalam bekerja di katering, ia dibantu oleh seorang koki lainnya dan empat asisten. Mereka bahu membahu dalam menyiapkan menu buat para jamaah.

Satu hal yang ia tekankan adalah menjaga higienitas makanan. Oleh karena itu keberhasilan dapur merupakan yang utama. Setiap selesai masak harus segera dibersihkan. Pun dengan petugas di dapur harus menggunakan masker dan sarung tangan.  

Selain Syahrul, ada juga Muhammad Toha (42 tahun) yang juga bertanggung jawab sebagai koki. Beda dengan Syahrul, Toha sejatinya tidak langsung bisa memasak.

"Saya ini otodidak awalnya bantu-bantu di restoran Indonesia, bikini bumbu, dan lama-lama ternyata bisa," ujar pria yang sudah 15 tahun bekerja di Arab Saudi. 

Ia mengaku, jika musim haji seperti sekarang, waktu jam tidurnya akan berkurang. Misal tidur selepas Subuh, pukul 07 sudah bangun. "Tapi saya senang bisa buat jamaah, biar rezekinya lancar," ujarnya. 

Toha mengungkapkan, ia tiap setahun sekali akan pulang ke Indonesia. Ia termasuk koki yang cukup lama bekerja di Arab Saudi. "Ada beberapa teman sudah resign," katanya. 

Total ada 55 katering yang melayani jamaah haji Indonesia di Makkah. Katering-katering memasak masakan citra rasa nusantara sesuai dengan lidah jamaah haji Indonesia. 

Kepala Daerah Kerja Makkah Ali Machzumi meminta kepada jamaah agar tepat waktu dalam menyantap makanan. Selain lebih hangat, ini juga untuk menghindari kasus-kasus makanan 'basi'.  "Di Boks makanan sudah ada waktu-waktunya," ujar Ali. 

Read Entire Article
Politics | | | |