Israel Menargetkan RS di Gaza Termasuk Rumah Sakit Indonesia 

4 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Dalam serangan terbarunya terhadap sistem kesehatan Gaza yang telah hancur, Israel kembali menargetkan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza Utara. Kali Israel menggunakan pesawat tanpa awak untuk menargetkan RS Indonesia, karena pasukan Israel juga melakukan serangan darat di utara dan selatan wilayah yang dibombardir.

Para pejabat kesehatan mengatakan pada Ahad (18/5/2025) malam menyampaikan bahwa terjadi pertempuran di sekitar Rumah Sakit Indonesia di Gaza dan pengepungan oleh militer Israel. Sehingga memaksa RS Indonesia ditutup.

RS Indonesia di Gaza merupakan fasilitas medis utama di bagian utara setelah serangan udara Israel tahun lalu juga memaksa RS Kamal Adwan dan Beit Hanoon untuk berhenti menyediakan layanan kesehatan.

“Ada penargetan langsung ke rumah sakit termasuk unit perawatan intensif,” kata Direktur RS Indonesia, Dr Marwan al-Sultan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari laman Al-Jazeera, Senin (19/5/202/).

Israel telah berulang kali menargetkan rumah sakit selama perang 19 bulan di Gaza. Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) dan para ahli yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Israel secara sistematis menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza.

Sebelumnya, Dr Muhammad Abu Salmiya, Direktur Rumah Sakit al-Shifa di daerah kantong utara Gaza yang terkepung mengatakan kepada Al Jazeera pada Ahad (18/5) bahwa serangan terbaru yang telah berlangsung sejak Sabtu mengindikasikan bahwa serangan Israel ke RS di Gaza semakin intensif.

"Tim medis benar-benar menderita, dan kami memiliki beberapa tim medis dan staf, dan banyak orang yang membutuhkan lebih banyak perawatan medis,” kata Abu Salmiya melalui telepon dari RS pada Ahad (18/5).

Ia memperingatkan, ribuan orang yang sakit dan terluka bisa meninggal. Donor darah sangat dibutuhkan.

Hal ini digarisbawahi oleh Kementerian Kesehatan Gaza, yang mengkonfirmasi bahwa pasukan Israel mengepung fasilitas di Beit Lahiya, dan kepanikan serta kebingungan sedang terjadi.

Kementerian  Kesehatan Gaza kemudian mengatakan bahwa Israel telah menghentikan kedatangan pasien dan staf, sehingga Israel memaksa rumah sakit di Gaza untuk tidak beroperasi.

"Dengan ditutupnya Rumah Sakit Indonesia, semua rumah sakit umum di Gubernuran Gaza Utara kini tidak beroperasi," kata pernyataan tersebut.

Fasilitas kesehatan di Gaza telah menjadi target serangan Israel selama serangan mematikan yang dimulai 18 bulan yang lalu.

Fasilitas lain di bagian utara yang telah dibom, dibakar, dan dikepung oleh militer Israel sejak dimulainya perang termasuk Rumah Sakit Kamal Adwan, Rumah Sakit al-Shifa, Rumah Sakit al-Ahli, dan Rumah Sakit al-Awda. Puluhan klinik medis, stasiun, dan kendaraan lainnya juga menjadi sasaran serangan.

Penargetan fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan pasien dianggap sebagai kejahatan perang di bawah Konvensi Jenewa 1949.

Israel juga menggempur beberapa rumah sakit di wilayah tengah dan selatan Gaza, termasuk Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah dan Kompleks Medis Nasser di Khan Younis.

Awal pekan ini, Israel menyerang dua rumah sakit di Khan Younis. Sembilan rudal menghantam di sekitar halaman Rumah Sakit Eropa Gaza, membunuh sedikitnya 16 orang. Sementara serangan terhadap Kompleks Medis Nasser membunuh dua orang, termasuk seorang wartawan yang terluka.

Serangan bertubi-tubi terhadap sektor kesehatan Gaza telah membuat sektor ini terguncang, menghancurkan kemampuannya untuk berfungsi, sementara para dokter mengatakan bahwa mereka kehabisan obat untuk mengobati kondisi rutin.

Rumah sakit juga berada di ambang kehancuran total di tengah blokade yang brutal dan berkelanjutan, di mana Israel terus menghalangi masuknya pasokan medis, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan lainnya yang sangat dibutuhkan, termasuk makanan dan air bersih.

Krisis di Gaza telah mencapai salah satu periode tergelapnya, para pejabat kemanusiaan memperingatkan hal itu, karena kelaparan juga membayangi Gaza.

Serangan pada akhir pekan lalu juga membuat Rumah Sakit Eropa di Gaza, satu-satunya fasilitas yang tersisa yang menyediakan perawatan kanker di Gaza, tidak dapat beroperasi.

Hind Khoudary dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah, mengatakan bahwa puluhan warga Palestina telah terluka, dan para dokter mengatakan, mereka menghadapi banyak tantangan dalam merawat korban luka-luka karena kurangnya pasokan medis.

“Serangan udara Israel di Gaza masih terus meningkat dengan pesawat tak berawak dan jet tempur yang melayang-layang di angkasa,” kata Khoudary.

Read Entire Article
Politics | | | |