Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Suara adzan mengalun merdu di tengah langit malam Kota Makkah. Takbir Isya berkumandang tepat bersamaan ketika jamaah haji Indonesia memasuki kompleks Masjidil Haram.
Dengan berjalan beriringan, jamaah yang turun dari terminal Syib Amir mencari tempat shalat di sisi luar sebelah selatan Masjidil Haram. Jamaah shalat di dekat pintu Al Fatah. Konon, pintu ini adalah tempat ketika Nabi Muhammad SAW memasuki kota Makkah pada hari penaklukkan kota Makkah.
Mereka pun langsung bergabung dengan jamaaah dari negara lain yang juga bersiap untuk shalat. Ada yang membentangkan alas dan tak sedikit juga beralaskan langsung pelataran ubin Baitullah. "Kita shalat dulu, silahkan mencari ruang yang kosong," ujar pemimpin rombongan kepada jamaah.
Jamaah dari JKG 01 ini merupakan rombongan pertama jamaah haji Indonesia dari Madinah yang datang ke Kota Makkah. Mereka telah tiba di Tanah Haram itu pada Sabtu (10/5/2025) siang.
Selepas shalat, mereka langsung berkumpul kembali dan diarahkan berjalan ke pintu utama melalui Gerbang Raja Abdullah. Perasaan haru, senang bercampur aduk ketika jamaah yang kebanyakan lansia itu melihat Ka'bah untuk kali pertama.
Mungkin di antara mereka tak mengira, bisa beribadah langsung di depan Kabah yang selama ini menjadi kiblat shalat, bersujud memohon rahmat dan pengampunan dari Allah SWT.
Lantunan talbiyah dan doa pun dipanjatkan saat rombongan memasuki mataf. Jamaah mulai melakukan tawaf sebagai salah satu rukun utama umroh.
Kondisi mataf malam itu terbilang ramai mengingat banyak jamaah haji dari berbagai negara lain sudah memasuki Kota Makkah. Tak sedikit juga yang lebih memilih untuk melakukan umroh pada malam hari karena kondisi cuaca lebih sejuk.
Meski berdesakan, jamaah Indonesia bisa melakukan tawaf mengitari kabah selama 7 kali dengan lancar. Setelah itu, melanjutkan prosesi umroh dengan melakukan Sai di bukit Shafa dan Marwah.
Sa'i adalah salah satu rukun haji dan umroh. Pengertian secara sederhananya, yaitu kegiatan berjalan yang di mulai dari bukit Marwah atau sebaliknya sebnyak tujuh kali perjalanan yang berakhir di bukit Marwah. Lari-lari kecil sunnah dilakukan bagi laki-laki mulai dari pilar hiaju sampai pilar hijau berikutnya. Bagi wanita tidak disunnah berlari-lari kecil, cukup berjalan biasa.
Agar tak saling tertinggal, pemimpin rombongan berjalan dengan santai sambil melantunkan doa dan shalawat. Republika yang tergabung dalam Media Centre Haji mengitung jamaah berjalan sekitar 10 menitan dari bukit Shafa Marwah. Selepas Sai, jamaah menuntaskan umroh wajib dengan tahalul atau menggunting rambut tiga helai.
Usmaroh, salah seorang jamaah lansia tak membayangkan bisa berangkat haji setelah menunggu 13 tahun lamanya. Di Tanah Suci dan di hadapan kabah ia akan berdoa semoga Allah mengampui dosanya beserta anak, keluarga dan kerabatnya yang lain.
"Mendapatkan berkah dari Allah dan cucuran Rahmat dari junjungan Nabi Besar Muhammad SAW," ujar jamaah yang tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat itu sebelum umroh.
Sementara itu Rohminatun, juga memanjatkan doa khusus selama di Tanah Suci ini agar diberikan kesehatan bagi ia dan keluarga besarnya. Ia juga berharap anak-anak kelak bisa berkunjung ke Makkah itu. "Semoga kami bisa menjadi haji yang mabrur," ujar ibu yang sehari-hari mengemong cucu itu.
Jamaah berdatangan ke Makkah
Setidaknya 2.800 jamaah dari 7 kloter telah tiba di Makkah pada Sabtu (11/5/2025) siang. Mereka ditempatkan di 20 hotel yang tersebar di sejumlah sektor di Makkah.
Jamaah disambut langsung oleh Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Kementerian Agama, Muchlis Hanafi, Konjen RI untuk Jeddah Yusron B Ambary, Kadaker Makkah Ali Machzumi serta anggota PPIH dan perwakilan dari pihak hotel. Jamaah yang datang diberikan bunga mawar,, minuman, serta beragam camilan dan makanan ringan.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Muchlis Hanafi berharap selama kurang lebih 30 hari jamaah berada di Makkah ini dapat menjalankan ibadah dengan khidmat, dengan khusuk dan pulang dengan bawa haji yang mabrur. "Ya tentu kita masih beberapa hari ke depan ya untuk sampai puncak pelaksanaan ibadah haji." ujarnya.
Ia mengimbau kepada jamaah haji yang sudah datang di Makkah memperhatikan regulasi di Arab Saudi. Kartu nusuk itu, kata ia, jangan sampai tertinggal karena merupakan identitas jamaah selama di sini. Lalu kemudian perhatikan juga faktor cuaca yang sekarang sudah mulai panas.
"Sehingga aktivitas di luar itu mungkin bisa dibatasi demi menjaga stamina selama berada di Makkah untuk menghadapi puncak musim haji yang insya Allah di awal Juni akan datang, " ujarnya.
Cuaca diperkirakan mulai cukup ekstrem antara 46 sampai 48 derajat Celsius. "Kita harapkan merek bisa menjaga stamina sehingga pada puncaknya nanti.”