Diam-diam, Pejabat Israel Akui Blokade Picu Wabah Kelaparan di Gaza

6 hours ago 5

Warga Palestina berjuang untuk mendapatkan sumbangan makanan di dapur komunitas di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, Jumat, 9 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Tiga orang pejabat di dinas militer Israel (IDF) mengakui, blokade yang dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza mengancam pasokan pangan bagi jutaan rakyat sipil Palestina di sana. Demikian laporan The New York Times, dilansir Kamis (15/5/2025).

Secara anonim, ketiga pejabat militer Israel itu mengakui, rakyat Palestina di Jalur Gaza terancam wabah kelaparan yang fatal akibat blokade yang sengaja dipertahankan Israel di tengah konflik berkepanjangan. The New York Times menyebut, pengakuan ini datang dari tiga orang pejabat Israel yang mengetahui langsung kondisi Jalur Gaza.

Ketiganya pun mengaku telah melapor kepada komandan masing-masing mengenai pengamatan mereka di lapangan. Dan sejauh ini, tidak ada yang berubah dari keputusan IDF.

Selama berbulan-bulan, Pemerintah Israel mengeklaim bahwa blokade makanan dan bahan bakar tidak akan membahayakan penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza secara signifikan. Namun, pada kenyataannya, PBB dan berbagai lembaga bantuan kemanusiaan telah memperingatkan, krisis pangan yang mendera jutaan rakyat Palestina di Jalur Gaza sudah di ambang pintu atau bahkan sedang berlangsung.

Para perwira militer Israel yang diwawancarai The New York Times membenarkan, banyak wilayah di Jalur Gaza akan kehabisan pasokan makanan sama sekali walau sekadar untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian minimal. Kondisi yang benar-benar gawat diprediksi akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan, selama Israel masih memblokade Jalur Gaza.

Pengakuan ketiga pejabat militer tersebut kepada The New York Times kian mengonfirmasi bahwa Israel sengaja membiarkan rakyat Gaza kelaparan sebagai bagian dari "senjata perang."

Sudah lebih dari 19 bulan sejak konflik antara Israel dan Hamas. IDF menegaskan akan terus berperang demi membebaskan seluruh sandera yang tersisa walau tampaknya hal itu tak membuahkan hasil.

Pada Selasa (14/5/2025), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, militer Israel akan melanjutkan pertempuran dengan “kekuatan penuh" untuk “membasmi Hamas.” Ia tak menyinggung sama sekali indikasi wabah kelaparan yang disebabkan penutupan seluruh akses masuk ke Jalur Gaza.

Read Entire Article
Politics | | | |