Airlangga Jamin tak Ada Lonjakan Impor dari AS

6 hours ago 5

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan wartawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah menjamin kerja sama tarif ekspor dengan Amerika Serikat tidak akan menyebabkan lonjakan barang impor ke Indonesia. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, volume impor tetap terkendali, termasuk dari negara-negara lain seperti Brasil.

“Tarif 10 persen tetap berlaku untuk produk tertentu, dan saat ini kita juga masih melakukan impor baik dari Brasil maupun negara lain. Tidak ada perubahan dari sisi jumlah barang yang kita impor,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/7/2025).

Pernyataan ini sekaligus menanggapi kekhawatiran sebagian pihak bahwa kesepakatan perdagangan dengan Amerika akan memicu masuknya barang-barang luar secara masif dan membanjiri pasar domestik. Menurut Airlangga, struktur impor nasional tetap dikendalikan dalam kerangka stabilitas neraca perdagangan.

Pemerintah menyebut pembelian sejumlah produk Amerika seperti kedelai, gandum, dan energi sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan sektor dalam negeri. Tak ada skema tambahan khusus yang bisa menimbulkan tekanan terhadap sektor produsen lokal.

“Terkait pembelian produk Amerika, sebenarnya pembelian ini sudah dilakukan. Namun, ada reorientasi negara asal, terutama untuk sektor energi yang kini bersumber dari beberapa negara. Tapi sebagian juga akan difokuskan ke Amerika,” jelas Airlangga.

Ia menegaskan, pembelian barang dari luar negeri, khususnya produk asal AS, dilakukan atas dasar kebutuhan dan kelayakan komersial, bukan instruksi politik atau dorongan diplomatik semata. Kebijakan ini juga sudah dikaji dampaknya terhadap sektor-sektor strategis dalam negeri.

Di tengah upaya menjaga daya saing industri, pemerintah menyatakan tetap berkomitmen melindungi produsen dalam negeri dari gejolak harga dan persaingan tidak sehat. Salah satunya dengan mendorong efisiensi logistik dan penyederhanaan regulasi, agar sektor domestik tidak kalah bersaing di pasar sendiri.

Read Entire Article
Politics | | | |