Tolak Buang Dolar AS, Apakah India Bakal Meninggalkan BRICS?

3 hours ago 2

loading...

Negara-negara BRICS terpecah soal rencana menggantikan dolar AS (USD), dimana India menyatakan tidak tertarik membuang dolar. Foto/Dok

JAKARTA - Negara-negara BRICS terpecah soal rencana menggantikan dolar AS (USD) , dimana India menyatakan tidak tertarik. Blok ekonomi negara berkembang ini belum membentuk posisi yang solid tentang proposal untuk mengakhiri ketergantungan pada mata uang dolar.

India sama sekali tidak tertarik untuk melemahkan dolar AS, dan anggota lain dari kelompok BRICS yang terdiri dari ekonomi berkembang juga tidak memiliki posisi seragam mengenai sistem pembayaran alternatif yang diusulkan. Hal ini disampaikan oleh menteri luar negeri India beberapa waktu lalu terkait dedolarisasi .

Subrahmanyam Jaishankar menggambarkan dolar sebagai 'sumber stabilitas ekonomi internasional'. Sementara itu Presiden AS, Donald Trump telah melontarkan ancaman terhadap upaya-upaya BRICS (akronim dari negara-negara pendiri Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) yang ingin membangun sistem pembayaran yang dapat mengurangi dominasi dolar.

Baca Juga: Dua Pentolan BRICS Sepakat Dukung Perdagangan Bebas di Tengah Tarif Trump

Sedangkan Jaishankar mengatakan, bahwa India "tidak pernah memiliki masalah" dengan peran dolar dan tidak memiliki rencana untuk menggantinya sebagai mata uang dominan dunia. Dia juga memuji hubungan Delhi dengan AS, sambil menyatakan optimisme tentang hubungan yang semakin baik dengan Beijing.

China telah mendorong yuan sebagai alternatif untuk dolar sejak krisis keuangan global pada tahun 2008, lewat penandatangan puluhan perjanjian swap mata uang dengan mitra dagangnya berdasarkan mata uang masing-masing.

Selain itu penggunaan yuan dalam penyelesaian perdagangan global juga meningkat perlahan, keberadaannya masih terfragmentasi dibandingkan dengan dominasi dolar. Ada urgensi yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir di antara beberapa negara BRICS untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Dorongan datang dari Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva yang telah lama menyerukan negara-negara BRICS untuk mengeksplorasi alternatif untuk dolar AS. Sedangkan Rusia – yang dihantam sanksi sejak invasi ke Ukraina – telah mendesak dibuatnya sebuah platform pembayaran berbasis mata uang anggota BRICS.

Pada pertemuan tahunan blok tersebut pada bulan Oktober, Presiden Xi Jinping menyerukan agar negara-negara BRICS memimpin reformasi “mendesak” terhadap arsitektur keuangan internasional.

Para analis mengatakan, saling tidak percaya dan perbedaan pendapat antara anggota utama BRICS seperti India dan China merupakan batu sandungan besar dalam memajukan mata uang bersama.

Read Entire Article
Politics | | | |