Set Penjara Dibangun Utuh, Film Ghost in the Cell Bikin Merinding Sekaligus Ngakak

7 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produser Tia Hasibuan mengungkap berbagai tantangan dalam produksi film terbaru Come and See Pictures berjudul Ghost in the Cell (Hantu Dipenjara). Film yang disutradarai oleh Joko Anwar ini dinilai sebagai proyek paling menantang yang pernah digarap oleh rumah produksi tersebut.

Salah satu tantangan utama datang dari genre yang diusung yaitu horor komedi. Menurut Tia, kedua genre tersebut memiliki elemen yang sangat kontras.

"Jadi kita harus membangun suasana yang gelap, suram, dan menegangkan, tapi di saat bersamaan juga harus menjaga timing dan energi untuk sisi komedinya," kata Tia dalam konferensi pers di Epicentrum, Jumat (25/7/2025).

Untungnya, kata Tia, sang sutradara yakni Joko Anwar mampu menjaga ritme produksi dengan pendekatan khasnya. "Setiap sebelum take, suara Bang Joko selalu terdengar di HT teriak 'energi, energi, energi'. Itu cara dia menjaga tempo dan semangat selama syuting," ujar Tia.

Dari sisi produksi, Ghost in the Cell juga memiliki skala yang cukup besar. Tia mengatakan seluruh setting penjara dalam film dibangun secara utuh, mulai dari gerbang utama, sel tahanan berbagai ukuran, dapur, toilet, tempat ibadah, hingga lapangan tempat para napi berkumpul.

"Semua set kami bangun untuk menjawab kebutuhan skenario dan teknis di lapangan. Tentunya juga agar lebih nyaman aja buat kru dan pemain," ujar Tia.

Film ini juga menghadirkan ensemble cast berskala besar, dengan mayoritas pemain adalah laki-laki dan sebagian berasal dari Malaysia. Oleh karena itu, Tia merasa menjaga kekompakan antara pemain kru menjadi tantangan tersendiri.

"Tapi untungnya kita punya tim yang solid dan pemain yang luar biasa, jadi semua tantangan bisa kami lewati," kata dia.

Film ini mengisahkan dua geng yang saling bermusuhan lalu bertikai di dalam penjara Jakarta yang padat. Seolah konflik mereka belum cukup, satu per satu narapidana mulai tewas. Bukan karena dibunuh oleh musuh, melainkan oleh sesosok hantu ganas. Mau tak mau, kedua geng harus bekerja sama jika ingin tetap hidup.

Ghost in The Cell dibintangi oleh Abimana Aryasatya, yang kembali ke layar lebar setelah enam tahun vakum sejak Gundala (2019). Nama-nama besar lainnya juga ikut bergabung, seperti Bront Palarae, Tora Sudiro, Aming Sugandhi, Lukman Sardi, Morgan Oey, Danang Suryonegoro, Rio Dewanto, dan Kiki Narendra.

Deretan pemeran Ghost in the Cell juga menghadirkan reuni sejumlah aktor lama yang pernah bekerja dengan Joko, seperti para bintang Quickie Express (2007), hingga kolaborator Pengepungan di Bukit Duri (2024). Bahkan Jaisal Tanjung, sosok di balik visual khas film-film Joko, untuk pertama kalinya muncul di depan kamera sebagai aktor. Film ini juga memperkenalkan pendatang baru Magistus Miftah ke publik. Film ini baru merampungkan proses syuting dan dijadwalkan tayang pada 2026.

Read Entire Article
Politics | | | |