Pertama dalam Sejarah, UIN Walisongo Kirim 22 Mahasiswa Prodi Haji-Umrah KKN ke Arab Saudi

8 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang untuk pertama kalinya mengirim kelompok mahasiswa untuk melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) internasional di Arab Saudi.

Mereka yang menjadi peserta KKN tersebut adalah 22 mahasiswa Program Studi Manajemen Haji dan Umroh (MHU) dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK).

Ke-22 mahasiswa, yang terdiri dari 14 laki-laki dan delapan perempuan, secara resmi dilepas oleh Rektor UIN Walisongo Prof Nizar Ali dalam acara doa bersama yang digelar di Laboratorium Dakwah FDK, Selasa (22/7/2025).

"Ini adalah KKN internasional pertama yang dilaksanakan di Arab Saudi. Kami berharap mahasiswa dapat memaksimalkan pengalaman ini sebagai bagian dari pembentukan kompetensi profesional di bidang pelayanan ibadah haji dan umrah," ucap Nizar dalam sambutannya.

Dia berharap, ke depan, program KKN internasional ke Arab Saudi tidak hanya berfokus di Madinah dan Makkah, tapi bisa diperluas ke wilayah lain seperti Jeddah.

Nizar pun menginginkan adanya kemitraan dengan biro haji, komunitas mukimin, dan lembaga haji lainnya.

“Ini awal dari internasionalisasi program MHU, dan langkah strategis membangun jejaring global,” kata Nizar.

Ketua Prodi MHU UIN Walisongo, Abdul Rozaq, mengungkapkan, pengiriman 22 mahasiswa untuk melaksanakan KKN di Saudi diperlukan karena MHU adalah ilmu praktis. Dia berharap, KKN tersebut dapat meningkatkan kompetensi para mahasiswa.

Abdul mengatakan, KKN di Saudi akan dilaksanakan selama sebulan, yakni mulai 22 Juli hingga 28 Agustus 2025.

"Kegiatan mereka antara lain mencakup kampanye kebersihan Jabal Khondamah, pengenalan permainan tradisional di sekolah-sekolah, peringatan Hari Kemerdekaan RI di KBRI, pendampingan jamaah umrah dari tiga tim: dari Maulana Haromain Surabaya, KBIH NU Kota Semarang dan PT Ummat," ucapnya.

Sementara itu Dekan FDK UIN Walisongo Moh Fauzi mengungkapkan, KKN ke Saudi merupakan bagian dari strategi penguatan mutu lulusan MHU sebagai pembimbing ibadah dan mutawif. Mereka diharapkan tidak hanya menguasai teori fikih ibadah, tetapi juga berpengalaman praktik di lapangan.

“KKN ini bukan hanya bentuk pengabdian, tapi juga latihan nyata untuk menjadi pendamping ibadah yang profesional,” kata Fauzi. 

Read Entire Article
Politics | | | |