loading...
Penjual es campur di Kota Batu berangkat ibadah haji usai menyisihkan keuntungan berdagangnya. Foto/Avirista Midaada.
KOTA BATU - Penjual es campur di Kota Batu berangkat ibadah haji usai menyisihkan keuntungan berdagangnya. Mochamad Said (86) penjual es campur legendaris yang ada di sebelah barat Masjid Agung An-Nur Kota Batu, itu menjadi satu dari 183 jamaah haji yang berangkat.
Said, memenuhi panggilannya menabung 15 tahun demi bisa berangkat haji bersama istrinya Kasiatun (82). Warga Jalan Lesti Gang IV Nomor 2 Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu Kota, Kota Batu, itu berangkat berdua setelah mendaftarkan haji pada 2018 lalu bersama sang istri.
Baca juga: Ibadah Haji 2025 : Pakaian Ihram, Pengingat Kain Kafan dan Kematian
Raut muka bahagia terlihat jelas dari Said dan istrinya, saat ditemui di rumahnya. Keduanya disibukkan merapikan barang bawaan yang akan dibawa ke Mekkah, Arab Saudi, yang rencananya akan diberangkatkan pada 25 Mei 2025 mendatang. Beberapa kebutuhan sudah masuk ke dua koper yang telah disiapkan.
Tinggal beberapa barang pribadi, berupa obat - obatan hingga vitamin yang masih disiapkan, karena perlu berkonsultasi dengan tim kesehatan. Said menunjukkan beberapa pakaian ihram dan busana muslim, yang dibawanya sudah ditata rapi di dalam koper.
Baca juga: 80 Ribu Jemaah Haji Tiba di Madinah, Bergerak ke Makkah secara Bertahap
Said mengisahkan, ia dan istrinya mendaftar haji dan membayar uang setoran awal senilai Rp50 juta, untuk dua orang pada 2018 lalu. Uang itu hasil berjualan es campur sejak tahun 1960-an, usai ia ikut pamannya berjualan sejak 1954 di Kota Batu.
"Kami itu sebenarnya tahun 2014 sudah umrah, habis umrah itu kok kepengen haji, akhirnya dari tabungan itu daftar haji pada 2018, saya sama istri nabung, kalau nabungnya memang sudah lama," ungkapnya.
Perjuangannya untuk berangkat haji cukuplah gigih. Said mengumpulkan uang Rp20 ribu hingga Rp30 ribu seharinya, jika dalam kondisi dagangannya laku. Tapi hal itu juga tidak rutin, sebab ada kalanya ia cuma mendapat uang Rp5.000 sampai Rp15.000 per hari, selama berdagang hampir 50 tahun lebih.