Menteri dan Kepala Daerah Disarankan Seriusi Potensi Bambu Indoesia

12 hours ago 9

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pelindung Wanadri, organisasi yang menghimpun para penempuh rimba dan pendaki gunung, Adhyaksa Dault, mengatakan, sebagai tanaman yang multifungsi, baik untuk kepentingan ekologis maupun ekonomis, bambu harus menjadi perhatian serius seluruh penyelenggara negara, baik para menteri maupun para kepala daerah.

Hal ini disampaikan Adhyaksa Dault, menanggapi gagasan Utusan Presiden Bidang Energi dan Iklim, Hashim Djojohadikusumo, untuk menjadikan Indonesia sebagai Pusat Pelatihan dan Pelestarian Bambu Dunia. Agenda ini didasari potensi besar Indonesia sebagai negara penghasil bambu dengan varitas terbanyak di dunia. 

Menurut Adhyaksa, ide besar yang dilontarkan adik Presiden Prabowo itu, harus dimaknai luas. Selain untuk kepentingan kebutuhan dunia saat ini terhadap iklim dan lingkungan hidup  yang sehat, yakni kepentingan ekologis, juga untuk kepentingan ekonomis (industri).

Adhiyaksa mengaku dapat informasi valid, bahwa sejumlah negara seperti Amerika Serikat, India, German, bahkan China, sangat tertarik dengan bambu Indonesia. "Ini kan kabar gembira yang harus ditangkap dengan cerdas oleh kita sebagai peluang besar secara ekonomi. Artinya, kita bisa menjadi eksportir bambu dunia. Apalagi memiliki kualitas yang paling bagus," kata menteri Pemuda dan Olah Raga pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam siaran pers, Rabu (23/7/2025).

Meskipun, Adhyaksa mengakui bahwa secara teknologi, Indonesia masih tertinggal jauh dari negara lain, seperti German dan China. Namun begitu, bukan berarti fakta ini menutup peluang untuk tidak belajar. 

"Fakta ini justru harus makin memicu kita lebih bersemangat lagi mengembangkan tekonologi industri di bidang bambu. Dan kita bisa belajar dari mereka," kata Adhyaksa Dault. Sambil  belajar mengembangkan teknologinya, lanjutnya, Indonesia sudah mulai dengan menyediakan stok yang berlimpah melalui gerakan menanam bambu secara nasional.

Dari data yang diperolehnya, menurut Adhyaksa, German saja masih kekurangan stok bambu untuk dijadikan aneka jenis bahan baku. Termasuk, untuk pembuatan rumah bambu, vila bambu dan lain-lain.

Intinya, tegas Adhyaksa, tak ada ruginya jika bangsa ini serentak melakukan gerakan menanam bambu. Minimal, bambu bermanfaat buat kepentingan ekologis sebagai tanaman penghasil oksigen sangat besar. Termasuk bambu merupakan tanaman yang punya kemampuan meresap banyak air. “Ini sudah jelas diperlukan dalam kontek isu dunia yang sedang menghadapi krisis iklim dan krisis oksigen,” ungkapnya.

Dalam kontek itulah, apa yang digagas Hashim Djojohadikusumo itu harus mendapat dukungan penuh dari seluruh penyelenggara negara. Termasuk seluruh rakyat Indonesia. "Dengan begitu, kedepan bambu akan memiliki nilai ekonomis yang tingga. Bukan sekedar tanaman biasa yang selama ini identik dengan kemiskinan dan ketertinggalan," tandasnya.

Read Entire Article
Politics | | | |