Mengejutkan! Jatuhnya Air India yang Tewaskan 260 Orang Diyakini Ulah Bunuh Diri Pilot

10 hours ago 10

loading...

Pakar penerbangan meyakini tragedi jatuhnya pesawat Air India yang menewaskan 260 orang pada 12 Juni lalu adalah akibat dari bunuh diri kapten pilot. Foto/Times of India

NEW DELHI - Seorang pakar penerbangan meyakini tragedi jatuhnya pesawat Air India yang menewaskan 260 orang pada 12 Juni lalu adalah akibat dari bunuh diri kapten pilot. Keyakinan ini muncul setelah informasi baru dari penyelidikan terungkap.

Detail terbaru dari penyelidikan kecelakaan itu menunjukkan seorang pilot senior mematikan sakelar yang mengendalikan aliran bahan bakar ke mesin pesawat.

Penilaian oleh pejabat Amerika Serikat (AS) atas investigasi kecelakaan pesawat Air India di Ahmedabad telah mengalihkan fokus kepada kapten pilot Sumeet Sabharwal, menurut laporan Wall Street Journal.

Baca Juga: Inilah Kata-kata Terakhir Pilot Air India sebelum Pesawat Jatuh Tewaskan 279 Orang

Kapten Sabharwal diyakini telah memindahkan sakelar ke posisi "cut off" tak lama setelah penerbangan Air India 171 keluar dari landasan, menurut analisis dari kotak hitam pesawat yang telah ditemukan.

Pakar penerbangan dari Sky News, Kapten Byron Bailey, mengatakan pada hari Kamis (17/7/2025) bahwa dia dan rekan-rekannya yakin atas analisis tersebut. "Secara langsung...satu-satunya cara hal ini bisa terjadi adalah jika kapten mematikan sakelar," katanya.

"Sakelar pertama, yang berada tepat di sebelah kanannya, (digerakkan) tiga detik setelah lepas landas dan sakelar kedua satu detik kemudian," paparnya.

Kapten Bailey mengatakan co-pilot kemungkinan sedang menerbangkan pesawat, sehingga hanya pilot senior yang memantau penerbangan yang mampu menggerakkan sakelar mekanis.

"Mereka membutuhkan upaya fisik yang sangat besar untuk mengangkat sakelar, menaikkannya ke atas...dan menurunkannya kembali. Jadi, itu harus dilakukan oleh salah satu pilot," katanya.

"Yang sangat jelas bagi pilot adalah, tiga detik setelah lepas landas adalah waktu yang tepat untuk melakukan ini," imbuh Bailey.

Read Entire Article
Politics | | | |