'Kuli-Kuli Allah' Kumpulkan Kencleng Rp 22 Miliar di Ratusan Desa Ciamis, Ini Manfaatnya untuk Desa

7 hours ago 6

Unit Pengumpul Zakat Desa Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Uang recehan kencleng penduduk desa di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mencapai miliaran rupiah. Infak dari program Kenclengisasi Unit Pengumpul Zakat Desa Ciamis Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) tersebut bahkan berhasil mengumpulkan dana dari Rp 22 miliar dalam jangka waktu satu tahun.

Direktur Kajian dan Pengembangan ZIS-DSKL Baznas RI, Muhammad Hasbi Zaenal  menjelaskan, Kenclengisasi merupakan program Baznas Ciamis yang baru dimulai pada 2023. Program ini timbul dari adanya inisiatif Baznas Ciamis untuk melayani masyarakat Ciamis dengan mengganti sistem konter menjadi sistem celengan di setiap rumah.

“Jadi ini baru. Sebelumnya itu melalui apa namanya sistem konter ya. Kalau sebenarnya ini berawal dari inisiatif dari Baznas Ciamis melayani masyarakat Ciamis tadi, lalu kemudian sounding ke Bupati Ciamis dan bupati setuju lalu dikumpulkan semua camat dan kepala desa bahwa tahun 2022 awal dibentuklah seluruh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) desa,” jelas Hasbi kepada Republika pada Rabu, (16/7/2025).

Hasbi mengatakan, UPZ di Ciamis sendiri telah dibentuk secara serentak di seluruh desa Ciamis yakni sebanyak 258 desa.“Itu dibentuk serentak, seluruhnya dibentuk namanya Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang merupakan center pelayanan zakat di semua desa (di Ciamis),” ujar Hasbi.

Setelah menghadirkan UPZ di setiap desa, Baznas kemudian membuat prosedur dan tata cara pengelolaannya.  UPZ desa sebenarnya mengawali program ini dengan cara pulling di mana masyarakat diminta datang ke konter kemudian memberi donasi kepada petugas UPZ desa. Pada 2023, sistem tersebut berubah menjadi Kenclengisasi.

Hasbi menyebutkan bahwa perubahan sistem tersebut didasari karena masyarakat merasa belum mendapatkan pelayanan yang mudah.

“Setahun setengah itu sepertinya kurang efektif karena masyarakat itu kurang mendapat pelayanan yang paling mudah, susah ibaratnya harus datang ke lokasi sedangkan waktunya kan mungkin nggak ada, ke sawah ngurus anak segala macem. Sehingga ini kurang efektif,” jelas dia.

sumber : MgRoL159

Read Entire Article
Politics | | | |