Jetour T2 Setir Kanan Debut Global di GIIAS 2025, Berapa Harganya?

4 hours ago 3

loading...

Jetour T2 setir kanan pertama di dunia ini diluncurkan di GIIAS 2025, menunjukkan keseriusan Jetour terhadap pasar lokal. Foto: Jetour Indonesia

ICE BSD - Momen bersejarah bagi industri otomotif dunia terjadi di panggung Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Bukan di Shanghai, bukan di Detroit, tetapi di Tangerang, Indonesia, PT Jetour Motor Indonesia secara resmi memperkenalkan Jetour T2 setir kanan pertama di dunia.

Debut global yang spektakuler ini sontak menjadi pusat perhatian. Ini adalah pertaruhan besar sekaligus sinyal kepercayaan diri yang luar biasa dari Jetour, menempatkan Indonesia sebagai panggung utama untuk meluncurkan SUV petualang andalan mereka ke seluruh pasar setir kanan di dunia.

Dikenal sebagai “Rugged Adventure SUV”, Jetour T2 hadir bukan sekadar sebagai mobil, melainkan sebagai sebuah janji kebebasan—sebuah alat untuk memperluas cakrawala perjalanan tanpa batas.

DNA Sang Penakluk Medan Berat

Jetour T2 Setir Kanan Debut Global di GIIAS 2025, Berapa Harganya?

Jetour T2 bukanlah pemain baru. Di pasar global (dengan setir kiri), mobil ini telah membuktikan ketangguhannya dan sangat populer, dengan total penjualan menembus angka 200.000 unit. Kini, sang penakluk itu hadir dengan format baru yang dirancang khusus untuk pasar seperti Indonesia.

Tampilannya yang ikonik dengan desain “boxy” atau mengotak memberikan kesan gagah, tangguh, dan siap menerjang segala rintangan. Dengan dimensi panjang 4.785 mm, lebar 2.006 mm, dan tinggi 1.880 mm, Jetour T2 memiliki postur kokoh dan berwibawa.

“GIIAS 2025 adalah momentum tepat untuk memperkenalkan model-model baru yang tidak hanya mengusung teknologi modern, tetapi juga mendukung gaya hidup aktif dan eksploratif,” ujar Peter Zhang, President Director PT Jetour Motor Indonesia.

“Melalui kehadiran Jetour T2, kami ingin menunjukkan komitmen kami untuk menghadirkan pengalaman berkendara nyaman dan stylish, siap menemani konsumen dalam berbagai petualangan.”

Read Entire Article
Politics | | | |