Bukan dengan Paksaan, Tetapi dengan Cahaya: Mendidik untuk Masa Depan yang Lebih Cerah

10 hours ago 4

loading...

Nora Bawazier, Direktur Rote Hospitality Academy. Foto/istimewa

Nora Bawazier
Direktur Rote Hospitality Academy

CARA kita mendidik anak-anak dan remaja membentuk tidak hanya apa yang mereka ketahui. Pendidikan menentukan bagaimana mereka berpikir, merasakan, menjalin hubungan dengan orang lain, dan merespons dunia di sekitar mereka.

Di tengah dunia yang terus berubah ini, kita dihadapkan pada dua pendekatan pendidikan yang sangat berbeda: satu yang berlandaskan kekakuan, disiplin, dan kontrol, dan yang lainnya berakar pada kasih sayang, rasa ingin tahu, dan pembentukan karakter.

Pendidikan bergaya militer menekankan keteraturan dan ketaatan. Aturannya ketat, otoritas bersifat mutlak, dan kesalahan sering kali dibalas dengan hukuman. Sistem seperti ini memang bisa menghasilkan disiplin, tetapi juga dapat melemahkan pemikiran kritis, menekan individualitas, dan menciptakan suasana yang penuh ketakutan, bukan inspirasi.

Sebaliknya, pendekatan pendidikan yang penuh kasih sayang mendorong anak-anak untuk bertanya, mengeksplorasi ide, dan belajar melalui kesalahan. Lingkungan seperti ini membina rasa aman secara emosional, ekspresi pribadi, dan pola pikir berkembang.

Kesalahan tidak dihukum, melainkan dijadikan batu loncatan untuk belajar dan bangkit. Anak-anak yang merasa aman untuk penasaran akan tumbuh menjadi pembelajar yang percaya diri dan pada akhirnya, menjadi pribadi dewasa yang tangguh dan bijak.

Di Rote Hospitality Academy, kami sepenuhnya meyakini pendekatan yang kedua ini. Karena itu, kami terus mengembangkan kurikulum kami, tidak hanya dalam pelatihan perhotelan, tetapi juga dengan pelajaran pengembangan diri dan aktivitas pembentukan karakter.

Kami percaya bahwa ini adalah fondasi utama karena sebelum seseorang dapat menguasai keterampilan, ia harus terlebih dahulu memahami siapa dirinya, apa yang memotivasinya, dan bagaimana terus maju meski dalam kesulitan. Kami telah melihat bagaimana para siswa kami berkembang dan bersinar dalam lingkungan di mana mereka merasa aman, terlihat, dan didengar di mana rasa ingin tahu mereka dipupuk dan mereka didorong untuk mencoba hal-hal baru.

Dalam suasana seperti ini, proses belajar menjadi sebuah petualangan pribadi bukan sesuatu yang ditakuti, tetapi sesuatu yang dinikmati. Setiap siswa mulai melihat perjalanan belajarnya sebagai kisah yang mereka tulis sendiri, sebuah cerita yang bisa mereka banggakan dan miliki sepenuhnya.

Kami juga menekankan pentingnya membangun mindset bertumbuh, kesadaran diri, tanggung jawab pribadi, dan apa yang kami sebut sebagai keramahtamahan intuitif kemampuan untuk melayani orang lain dengan ketulusan, kepekaan, dan makna.

Read Entire Article
Politics | | | |