5 Alasan Kelaparan di Gaza yang Disebabkan Israel Jadi Aib Memalukan bagi Pemimpin Arab dan Muslim

9 hours ago 6

loading...

Kelaparan di Gaza jadi aib memalukan bagi pemimpin Arab dan Muslim. Foto/X/@UNRWA

GAZA - Pemimpin gerakan perlawanan Houthi di Yaman Abdul-Malik al-Houthi mengecam keras negara-negara Arab dan Muslim di dunia atas kegagalan mereka dalam merespons secara efektif tindakan rezim Israel yang sengaja membuat warga Palestina di Jalur Gaza kelaparan.

"Apa yang dialami rakyat Palestina di Gaza adalah tragedi yang mengerikan. Anak-anak meninggal setiap hari karena kelaparan — ini adalah tahap terburuk dari kelaparan," kata Abdul-Malik al-Houthi dalam pidatonya, dilansir Press TV.

5 Alasan Kelaparan di Gaza yang Disebabkan Israel Jadi Aib Memalukan bagi Pemimpin Arab dan Muslim

1. Dunia Islam Hanya Pasif

Pejabat Yaman tersebut mengecam dunia Muslim secara luas atas kepasifannya di tengah situasi ini, dengan mengatakan, "Banyak orang di Gaza menderita kelaparan ekstrem sementara dikelilingi oleh ratusan juta orang Arab dan dua miliar Muslim yang menyaksikan tanpa daya -- seolah-olah mereka adalah bangsa yang lumpuh."

Ia mengecam dunia Arab dan Muslim atas "ketiadaan kehormatan dan hati nurani" mereka, menyebut ketidakpedulian mereka sebagai "aib yang memalukan."

2. Pemimpin Muslim Tidak Tanggung Jawab

Pemimpin perlawanan tersebut juga memperingatkan bahwa diamnya negara Muslim global dan penghindaran tanggung jawab dalam menghadapi kemarahan tersebut berkontribusi pada impunitas rezim dan semakin mendorongnya untuk meningkatkan kekejamannya.

Pernyataan Al-Houthi muncul ketika rezim Israel menggunakan kelaparan sebagai, apa yang disebut oleh para aktivis hak asasi manusia, sebagai "senjata perang" selama perang genosida Oktober 2023-sekarang di wilayah pesisir tersebut.

Seorang anak Palestina ketiga meninggal dunia di Jalur Gaza dalam waktu 24 jam setelah kelaparan yang dipaksakan Israel.

Sebagai contoh, ia mengutip tindakan rezim yang sepenuhnya menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke wilayah tersebut, dan, sebagai gantinya, mendirikan apa yang disebut pos-pos distribusi bantuan, di mana warga Palestina yang kelaparan akan secara teratur menjadi sasaran tembakan mematikan.

Read Entire Article
Politics | | | |